Monday, June 30, 2008

Orang-orang Tersayang

Malam mulai larut dan terpejam
Aku yang masih terhenyak menyapa diri dengan sebuah lagu malam
Mengalun membelai lugu dihati
Menjadi pilu dan lirih
Rindu menjadi teman malam ini
Untuk orang-orang tersayang
Yang sudah pergi, yang masih disini, maupun yang baru datang
Aku mulai tidur
Sambil menunggu cerita esok

Saturday, June 28, 2008

Yang Penting Naik Kelas

Hari ini tanggal 28 Juni 2008 adalah hari yang cukup menegangkan untuk aku yang masih berstatus siswa SMA. Jujur saja saat aku membuat tulisan ini tanganku masih agak gemetaran.
Dari malam ke malam sampai malam kemarin perasaanku masih tak karuan. Antara takut tidak naik kelas dan ketar-ketir akan masuk jurusan mana.
Tadi pagi aku sengaja tidak ikut ke sekolah untuk mengambil rapor padahal biasanya aku rajin ikut untuk acara seperti ini. Aku menunggu mamahku menelepon saja pikirku, tapi lama-lama aku tidak sabar juga. Aku telponlah mamahku yang ternyata ada di PIM, yah... aku masuk IPS...
Gak apa-apa lah, meski aku tau mamahku kecewa akan itu tapi setidaknya aku sudah agak lega..
Sekarang aku tak mau berfikir terlalu mendetail dulu tentang apa yang akan aku lakukan selanjutnya di jurusan ini. Ternyata cape juga berfikir begitu, karena baru pas SMA ini aku menjadi orang yang agak perfeksionis, tapi mungkin dari sini aku bisa belajar kalau aku masih kurang berusaha meski aku pikir aku sudah berusaha semampu aku dan sebisa aku. Dan tentu saja tentang sesuatu yang tidak semua yang kita inginkan bisa terwujud, kembali aku pada kata ikhlas...
Ahhhhhmmmm, yang penting aku naik kelas sepertinya kalimat itu cukup untukku saat ini...

Friday, June 27, 2008

Sarapan Mie

Kenapa mie? karena memang mamahku belum menyiapkan sarapan untuk pagi ini.
Ya..ya..ya.. setelah menyelesaikan komik Detective Conan yang baru aku beli kemarin, lama-lama perut mulai terasa manja minta diisi.
Tak kepikiran ingin makan apa ya langsung bikin mie aja. Mie plus nasi, lumayan untuk menjadi pembuka pikiran di pagi ini.
Panas kuahnya membuat pikiran segar, sruput..sruput..slurp.. ditambah gosip-gosip hangat layar kaca yang semakin bervariasi, membuat mata semakin terbuka.
Mmmm, mangkuk telah kosong setelah semua isinya masuk ke dalam perutku yang makin membundar. Teringat aku pada niat lamaku untuk mencetak hasil foto yang sudah mulai memfosil didalam kamera. Kebetulan--meski Master Oogway bilang tak ada yang kebetulan--kamera yang aku pakai adalah digital maka ongkos pun bertambah.
Isi kamera ada 63 foto kalau harga per foto 2000 untuk dicetak ya terpaksa hanya 20 foto yang akan berhasil keluar dari kamera agar anggaran tak lebih dari 50.000.
Huuuuuhhh, sekarang aku tinggal olahraga lalu mandi. Hei!! olahraga itu penting apalagi untuk aku yang ingin menurunkan berat badan, hehehehe.. okey, setelah mandi langsung berangkat ke tempat cetak foto. Mudah-mudahan harga cetaknya lebih murah dari perkiraan. Amin..

Thursday, June 26, 2008

Kandang Gorila dan Live Style

Waktu masih menunjukan jam 11 pagi, namun Shilla sudah berada di Mall itu. Sebenarnya Shilla sudah punya feeling kalau moodnya akan jadi buruk hari itu, tapi ya demi teman-teman lamanya ia akhirnya datang juga.
Jam 11 sebenarnya masih terlalu pagi untuk sampai di Mall elite itu. Tapi memang janjiannya jam segitu mau apa lagi, meskipun mungkin jadwal akan molor sedikit dari yang diharapkan. Daripada harus naik bis Shilla lebih memilih nebeng mamahnya yang akan berangkat kekantor walau akhirnya kepagian. Mungkin sebagian orang yang ada di Mall menganggap Shilla adalah salah satu pegawai toko yang baru datang, tapi biarlah, toh Shilla cuek dengan anggapan itu. Ya, apa salahnya jadi pegawai Mall, pikirnya dalam hati.
Wangi roti yang baru keluar dari oven begitu semarbak ketika Shilla memasuki lorong besar yang aslinya berfungsi sebagai jembatan antar Mall tapi kini telah ditambahi banyak toko disana sini, termasuk toko roti itu. Namun wangi roti yang telah berpadu dengan bau baju baru dari toko2 yang baru buka ternyata tidaklah sedap. Apek dan entahlah, bau yang baru pernah Shilla cium.
Perut sudah mulai terasa keroncongan, berputar-putar, dan menendang-nendang. Dicarilah restaurant yang sudah siap pesan pada pagi itu. Kedai burger manjadi pilihan Shilla. "pesan apa m'bak, mau coba paket burger mashroum?" tanya seorang pelayan dibelakang counternya. "boleh deh." jawab Shilla. mmmm ternyata peyanannya lebih ramah pada pagi hari ya, apa karena Shilla pembeli pertama. Makanan jadi dan Shilla memilih duduk di luar kedai agar bisa melihat orang yang berlalu lalang.
Mall begitu sepi. Hanya terlihat beberapa ibu dengan anaknya atau sepasang kakek-nenek yang sedang menikmati sarapan paginya di kedai mie diseberang sana. Kadang takjub juga melihat suasana begini. Tidak seperti biasanya yang ramai pengunjung, penuh, sesak, berjalan pun mungkin hanya 15 cm per 5 detik. Semuanya seperti sedang saingan, bak dalam film Mean Girl. Berlomba menaggahkan kepala, lupa pada umurnya. Tapi diakui Shilla kadang ia juga begitu.
Telefon berdering, teman2 Shilla sudah menunggunya di food court Mall sebelah. Datanglah Shilla kesana.
"hai!!" panggil Shilla bersemangat. Temannya menoleh kearahnya, hanya itu. Respon yang sebenarnya tidak diharapkan Shilla, tapi Shilla masih cuek akan hal itu. Mereka duduk termasuk Shilla didalamnya dan mulai membicarakan rencana liburan yang akan disepakati. Susah sekali Shilla memfokuskan mereka. Topiknya sering berlarian, masalah cowok, mau nonton apa, dll. Awalnya Shilla masih dapat tersenyum, tapi lama2 ia mulai diam dan bosan. Lalu ia menelefon teman lamanya yang lain yang tentu saja tidak lain tak bukan sohibnya dengan alasan meminta pertimbangan sohibnya tentang rencana liburan. "oke, jadinya hari apa?" tanya Shilla mulai mengkaku. "kamis aja deh, kalo hari lain gue gak bisa." jawab Narlita, salah satu teman Shilla yang ikut berunding. "nonton yu" kata Siwwi, "eh tunggu dulu jadinya kapan nih?" tanya Shilla. Siwwi hanya diam. "oke, jadinya kamis ya." tanya Shilla lagi. "okkeh.." jawab Narlita, ya, hanya dia yang merespon Shilla.
Merekapun beranjak munuju bioskop. Lalu Shilla? Dia memohon undur diri lebih dulu dengan, lagi2 alasan ada les.
Kesal sekali Shilla, namun kemudian ia kembali punya ide untuk mengajak teman2 SMA nya berwisata ke kandang gorila Ragunan dan usulnya lebih bisa direspon disini. Rencana telah disetujui, Shilla melupakan liburan bersama teman2 lamanya. Apalagi setelah mamahnya memberi tahu bahwa mereka akan berlibur ke bandung menggunakan kereta. Waahh.. seru dan menarik. Sesaat atau mungkin Shilla telah melupakan dan bisa jadi tidak ikut pada rencana liburan dengan teman2 lamanya. Yah, mungkin gorila bisa lebih membuat Shilla senang.

Wednesday, June 25, 2008

Si Baju Merah

Air hujan berlinang dikaca angkot yang mengantarkan aku pada tujuan
Tanpa ada suara kecuali suara radio yang menghibur tanpa arti
Air tetap berlinang basah ketika suara kecil, serak, dan samar mengalun ragu
Aku mendengarkan nadanya yang berusaha mengeras
Aku cari asalnya
ooo... dia kecil, berbaju merah dengan petikan gitar kecilnya yang mengalun tak sempurna
Aku coba dengarkan kata yang dia lantunkan, tapi nampaknya sang radio tak mau frekuensinya di ambil haknya
Kata terakhir selesai di ucap, gemercing uang logam berhasil didapat
Ia turun, hampa, menunggu basah itu kering, berharap suara gemercing uang kembali terdengar nyaring
Angkot berjalan, air masih berlinang, basah masih menemani...

Wangi Pir

Pir
buah yang wangi dan basah
aku selalu suka pir
segar untuk hari-hari ku yang panas dan kaku...